Karutan Nimrot Siotang Apresiasi Hasil Karia.Seni Agung warga Binahan Pemasyarakatan Rutan Labuhan Deli membuat.Robot.

Medan, Media(Noktah Sumut)3/11/2021Interpretasi Warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rutan Labuhan Deli patut mendapat acingan jempol karena saat menampilkan pertunjukan tari daerah di hari Sumpah Pemuda. Semangat sumpah pemuda bisa datang dari siapa saja, termasuk dari orang yang dihukum karena pernah melakukan kesalahan.


Karya Seni Agung Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan Kls 1 Labuhan Deli
seperti yang dipertunjukkan oleh warga binaan permasyratakan meski berada di dalam jeruji besi, tak lantas kreativitas mereka ikut terkurung.

Interpretasi mereka mengekspresikan dengan belajar menari daerah hingga membuat kerajinan tangan dari bahan bekas. Hasilnya barang yang tidak terpakai jadi punya nilai ekonomis.
Inovasi itu ditunjukkan saat Rutan Kelas 1 Labuhan Deli memperingati sumpah pemuda pada Kamis (28/10/2021).

Pihak Rutan menggelar pentas seni dan kerajinan tangan bagi warga binaan.

Acara yang digelar di sebuah ruang terbuka yang cukup lebar. Tarian tortor menjadi pembuka acara hari itu.

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Labuhan Deli saat menampilkan pertunjukan tari daerah di hari Sumpah

Dengan diiringi musik khas Batak penari yang merupakan warga binaan mulai menunjukkan kebolehannya. Walau tidak seluwes penari profesional mereka sungguh-sungguh saat tampil di depan rekan-rekannya sesama warga binaan. Sorak sorai mewarnai kegiatan tersebut.

Selain tarian Batak, mereka juga menunjukkan kebolehannya menari Jawa dan Melayu.
Selain pertunjukan tari, dalam kegiatan tersebut WBP menunjukkan berbagai hasil kerajinan tangan mereka. Salah satunya pembuatan miniatur robot berbahan dasar korek api gas bekas dan hasil kerajinan itu nantinya akan dipasarkan pihak lapas ke luar. WBP akan mendapatkan hasil penjualan tersebut. Kerajinan tangan robot milik warga binaan Rutan Labuhan Deli.

Warga binaan pembuat miniatur robot, Puji Hartono, mengaku senang dengan aktivitas kerajinan tangan yang dibuatnya. Bersama dua temannya Bambang Sutejo dan Adi Saputra dia bisa menghabiskan waktu 4 hari untuk membuat satu robot.

“Bahan bakunya dari bekas pakai mancis (korek gas), sisa-sisa yang tidak dipergunakan,” ujar Puji Hartono.

Dari aktivitasnya itu, Puji Hartono, yang divonis 3 tahun kasus penggelapan, merasa waktu dalam tahanan terasa begitu cepat dan bermanfaat. Masa tahanannya kini tinggal 2 tahun lagi.

Sementara itu Karutan Labuhan Deli Nimrot Sihotang mengatakan, “Kegiatan ini sengaja digelar dalam rangka menigkatkan dan menumbuhkan jiwa kepemudaan warga binaan dan hasi karya seni,

“Ini menjadi tanggung kita bersama bahwa mereka bagian dari pemuda Indonesia, bahwa mereka punya kemampuan. Mereka punya keinginan, dan cita-cita membangun diri kelak” ujarya.

 

 

“Warga binaan Rutan Labuhan Deli membuat kerajinan tangan robot.
Jadi kata dia sebagai petugas kemasyarakatan pihaknya wajib memfasilitasi kemampuan warga binaan. Saya
(Nimrot: red) berharap ke depannya masyarakat tidak memberikan stigma negatif kepada warga binaan yang telah menjalani masa hukuman”, tuturnya.

“Mari kita bersama membangun pemuda kita dari rutan dan lembaga kemasyarakatan khususnya kita bisa berkolaborasi dalam hal membangun ketahanan pangan nasional dan mendukung UMKM,’’ ujarnya.

Nimrot juga mengungkapkan keinginan warga binaan untuk mengubah diri juga sangat kuat.

“Mereka juga sudah dapat menunjukkan dari hasil mereka kelola di pertanian yang kita sudah mengelola 23 hektar tanaman jagung di Helvetia Perecut, kita juga menghasilkan pendapatan Negara bukan pajak,’’ imbuhnya merasa senang karena para warga binaan pasti akan mandiri dapat menyenangkan diri sediri, keluarga dan orang lain,
Semoga!

Sri Sahati/Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://www.jelajahnews.id/